Sakit Kepala Kronis, Risiko terkena Depresi

Walaupun terkesan sepele, sakit kepala dapat memicu depresi. Bahkan, orang dengan nyeri kronis seperti migrain dan nyeri sendi berisiko lebih tinggi melakukan aksi bunuh diri.

Sakit kepala dapat mnyerang siapapun, kapan pun dan dimana pun. Pekerjaan kantor yang menumpuk, terjebak kemacetan lalu lintas, hingga mengurus anak bisa memicu kepala nyut-nyutan.

Pada tingkat yang ringan, sakit kepala biasanya akan sembuh setelah beberapa saat setelah mengonsumsi obat sakit kepala atau selepas tidur beberapa jam. Namun, lain halnya dengan sakit kepala kronik seperti migrain yang bisa berlangsung dalam beberapa tahap.

Selain gejala sakit kepala, migrain kompleks bisa disertai mual, muntah, diare, fotofobia (fobia terhadap cahaya terlalu terang), dan skotoma (pandanagn terhalang atau tidak bisa melihat beberapa saat). Pada beberapa penderita terkadang disertai gejala muntah, wajah pucat, badan lemah dan berkeringat, pendengaran sensitif (fonofobia), dan kulit kemerahan. Bahkan, ada juga yang mengalami komplikasi migrain dan stroke sementara, yakni lumpuh sebelah badan selama beberapa saat.

Jika Anda mengalami sakit kepala yang demikian tentu tak boleh dianggap enteng. Tak hanya berdampak secara fisik, aspek psikologis pun dapat terganggu. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal medis Neurology melaporkan, sakit kepala kronis (terutama migrain dan nyeri kronis lainnya) dapat meningkatkan risiko gangguan depresi pada wanita, apalagi bila disertai beberapa gejala somatik (gejala fisik ynag bersumber dari masalah psikologis, bukannya fisik).

"Sejumlah studi menunjukkan bahwa penderita sakit kepala punya kecenderungan yang mengerah pada depresi. Di sini kami menyertakan aspek somatik. Sebelumnya hany diteliti dalam skala kecil," kata salah seorang tim peneliti dari The University of Toledo-Helath Science Campus di Ohio, Dr Gretchen E Tietjen.

Jika seseorang hanya mengeluhkan sakit kepala kronik tanpa gejala somatik, potensi untuk menjadi depresi lebih kecil dibanding kombinasi anatara sakit kepala ringan dengan gejala somatik. nah, saat kepala mulai terasa sangat sakit dan gejala somatik menghebat, risiko depresi kian nyata.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadapt 1.000 wanita pusat sakit kepala tersebut menyebutkan, sakitkepala kronis meningkatkan perbandingan tingkat depresi sebesar 3,6 kali, dan 4,1 kali untuk jenis sakit kepala migrain. Jika disertai gejala somatik, rasionya meningkat menjadi 25,1 untuk semua tipe sakit kepala dan 31,8 untuk migrain.

Gejala somatik dinilai menggunakan kuesioner yang meliputi gejala, seperti sakit perut, sakit pada tungkai dan lengan, sulit tidur, mual, dan jantung berdebar. "Orang dengan sakit kepala kronis cenderung memiliki banyak keluhan somatik seperti mual, sakit panggul, dan fibromyalgia, yang mana dapat meningkatkan risiko depresi," kata Tietjen.

Mengingat bukti kerentanan depresi pada orang dengan nyeri kronis, peneliti dari Universitas Michigan Ann Arbor pun lantas mengaitkannya dengan upaya percobaan bunuh diri pada orang yang kerap didera nyeri hebat tersebut. Kesimpulannya, orang yang menderita nyeri kronis seperti sakit kepala kronis dan radang sendi (arthritis) berisiko empat kali lebih tinggi untuk melakukan aksi bunuh diri ketimbang rekan sebayanya yang sehat.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal General Hospital Psychiatry edisi November/ Desember 2008 itu melibatkan partisipan 5.700 orang dewasa di Amerika. Peneliti mendapati bahwa pria dan wanita yang kerap mengalami sakit kepala berisiko dua kali lipat melakukan perilaku yang mengarah pada bunuh diri, baik memikirkannya saja ataupun sudah mencoba melakukan usaha bunuh diri. peluang ini meningkat pada partisipan yang mengeluhkan nyeri lebih dari satu.

Sebanyak 14% partisipan dengan tiga atau lebih kondisi nyeri mengaku pernah terbesit untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri, dan hampir 6% yang melakukan usaha bunuh diri.

"Nyeri merupakan salah satu faktor yang mungkin membuat seseorang merasa tidak punya harapan dan kurang optimis akan masa depan dan dengan demikian meningkatkan kesempatan mereka untuk berpikir tentang bunuh diri," ungkap kepala tim penelit dari rumah sakit Ann Arbor VA, Dr mark A Ilgen.

Lanjut membaca “Sakit Kepala Kronis, Risiko terkena Depresi”  »»

Ilmuwan Temukan Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Nevada, Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS) atau myalgic encephalomyelitis (ME) telah menyerang jutaan penduduk dunia. Kini penyebab penyakit yang membuat seseorang mengalami kelelahan fisik teramat sangat itu berhasil ditemukan.

Ilmuwan dari Amerika Serikat berhasil menemukan terobosan penting, menjawab apa yang menjadi penyebab penyakit sindrom kelelahan kronis. Sebuah virus tunggal jenis retrovirus yang dikenal sebagai XMRV ternyata memainkan peranan dalam penyakit ME ini.

Peneliti menemukan virus ini bersarang pada 67 persen penderita ME. Jumlah ini sangat besar dibandingkan pada populasi masyarakat biasa yang tidak menderita ME yang hanya ditemukan 4 persen.

Namun nampaknya para ilmuwan ini cukup berhati-hati. Para ahli mengingatkan belum ada bukti yang bisa menyimpulkan kaitan antara XMRV dengan ME. Sebelumnya para ahli mengatakan penyakit ME bukan karena terinfeksi virus dan lebih banyak diderita oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.

Meski begitu penemuan ini menimbulkan harapan baru untuk memberikan perawatan yang tepat bagi penderita ME. ME adalah penyakit yang membuat kondisi sesorang menjadi sangat lemah yang tidak wajar sehabis melakukan aktivitas dan di dunia ada sekitar 17 juta orang mengidap penyakit ini.

Sementara The Whittemore Peterson Institute di Nevada AS mengatakan mereka telah mengesktraksi DNA dari XMRV yang ditemukan dalam darah 68 pasien dari 101 pasien yang menderita ME.

Ujicoba tersebut menunjukkan bahwa pasien yang memiliki XMRV itu karena mereka telah tertular. Hal inilah yang membuat peneliti yakin kemungkinan XMRV menjadi faktor penyumbang penyakit ME. XMRV juga dikenal memiliki peran yang penting dalam beberapa kasus kanker prostat.

Dr Judy Mikovits yang memimpin penelitian tersebut mengatakan darah yang mengandung patogen itu ditemui melalui cairan tubuh dan transmisi darah. "Gejala ME seperti kelelahan kronis, sistem imun yang menurun dan infeksi kronis itu adalah ciri apa yang kita lihat dari retrovirus," kata Judy seperti dilansir dari BBCNews, Sabtu (10/10/2009).

"Penemuan ini bisa menjadi langkah besar dan penting untuk pengobatan jutaan pasien penyakit ini," lanjutnya.

Pasien yang menderita sindrom kelelahan kronis biasanya mengalami gejala demam, sakit kepala, rasa ngantuk dan kekelahan fisik yang lama rata-rata 6 bulan atau lebih sehingga terkadang pasien harus berbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama.

Sumber : Detik Health.

Lanjut membaca “Ilmuwan Temukan Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis”  »»

Buah Mulwa Berpotensi Obati Kanker & Gagal Ginjal

Buah mulwa atau sering dikenal dengan nama buah nona (annona reticulata) berpotensi dimanfaatkan untuk obat anti-kanker dan gagal ginjal, kata dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Hamidah, MKes.

"Hasil penelitian menunjukkan buah mulwa atau buah nona mengandung senyawa acetogenin untuk anti-kanker dan alkaloid untuk mengatasi gagal ginjal," katanya usai ujian terbuka promosi doktor program pascasarjana di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia dengan adanya kandungan senyawa acetogenin dan alkaloid menjadikan buah tersebut sebagai salah satu komoditas pangan yang bernilai lebih dan berpotensi dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.

"Namun menurut dia buah mulwa atau buah nona sekarang mulai sulit dijumpai karena tidak banyak lagi ditanam, padahal buah tersebut merupakan tanaman yang tergolong dalam genus annona yang berasal dari daerah tropis dan memiliki kekerabatan dengan buah sirsak (annona muricata) dan srikaya (annona squamosa)," katanya.


Ia mengatakan semakin langkanya buah mulwa atau buah nona karena banyak orang yang kurang begitu menyukai rasa buahnya, serta jumlah panen buahnya relatif sedikit dalam satu pohon.

"Buah mulawa atau nona jarang ditanam, karena rasanya memang kurang enak. Namun buah itu mengandung bahan aktif bermanfaat, dan jika masyarakat menyadarinya justru bermanfaat untuk kesehatan," katanya.

Menurut dia mengonsumsi buah-buahan dari alam sangat bermanfaat untuk menangkal berbagai penyakit dengan bertambahnya usia. "Jika kita kembali ke alam akan selamat, karena usia bertambah tua, maka perlu makanan yang sehat," kata lulusan doktor ke-1.037 dari UGM itu.


Dalam kesimpulan disertasinya yang berjudul "biosistematika anona murricata L., annona aquamosa, dan annona reticulata dengan pendekatan numerik" diketahui variasi karakter fenotipe buah sirsak, srikaya, dan buah mulwa (nona) pada habitat yang berbeda.

"Namun hal itu tidak diikuti perubahan variasi karakter genotipe dan kedudukan takson berdasar kandungan alkaloid dan flavonoid," katanya.

Sumber : KapanLagi.Com 
Lanjut membaca “Buah Mulwa Berpotensi Obati Kanker & Gagal Ginjal”  »»

12 Jenis Jenis Kanker Bisa dideteksi sekaligus

Setiap sel dalam tubuh manusia berpotensi menjadi sel kanker sehingga skrining dan deteksi dini sangat penting dilakukan. Kini dengan teknologi baru, 12 jenis kanker bisa langsung dideteksi dengan satu kali pemeriksaan menggunakan Biomarker C-12 Protein Chip.

Pemeriksaan 12 kanker sekaligus baru pertama kali di Indonesia yang dirintis Laboraorium Klinik Prodia Jakarta. Bekerjasama dengan negara Malaysia, kini 12 jenis kanker bisa terdeteksi langsung hanya dengan menggunakan sebuah chip.

Selama ini, pemeriksaan dan skrining kanker hanya bisa dilakukan satu persatu. Tapi kini, dengan teknologi Biomarker C-12 Protein Chip, 12 jenis kanker bisa langsung terdeteksi, antara lain kanker hati, paru, lambung, esophagus (kerongkongan), prostat, usus besar, payudara, ovarium, pankreas, rahim, testis, kandung kemih, tiroid dan endometrium.
Jadi harga pemeriksaannya pun akan lebih murah. Karena jika kita melakukan skrining 12 kanker satu persatu, harganya bisa mencapai Rp 3-4 juta. Tapi dengan teknologi ini harganya cuma Rp 1,5 juta saja," ujar Ampi Retnowardani, Marketing Communication Manager Prodia di acara 'Konsep Baru dalam Skrining Kanker dengan Biomarker C-12 Protein Chip' di Laboratorium Klinik Prodia, Jakarta, Selasa (17/11/2009)..

Menurut data dari Anti Cancer Research tahun 2004, kenker diketahui sebagai penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah jantung. Tapi pada tahun 2010 diprediksikan menjadi pembunuh nomor 1. Biasanya penderita kanker baru sadar dirinya terkena kanker saat memasuki stadium lanjut.

"Itu karena sel kanker tumbuhnya perlahan-lahan dan pada stadium awal umumnya tidak bergejala. Ditambah lagi dengan rasa malas untuk memeriksakan diri," ujar Dr Agus Kosasih, SpPK, konsultan Prodia dan penanggung jawab laboratorium patologi RS Kanker Dharmais.

"Prinsip dasar dari Biomarker C-12 Protein Chip adalah mendeteksi sinyal tumor atau kanker yang ada dalam tubuh melalui sampel darah. Secara sederhananya, darah dimasukkan ke dalam chip, lalu chip reader akan membaca sinyal adanya kanker dari protein asing dalam darah yang nanti disesuaikan dengan standarnya," jelas Dr Agus.

Tujuan utama dari penggunaan chip ini sebenarnya untuk memantau efek pengobatan terhadap perkembangan kanker. "Tapi bisa juga untuk sekedar ingin tahu saja, apa kita punya kanker atau tidak dalam tubuh. Karena meski kelihatan dari luar sehat-sehat saja, tapi sebenarnya setiap sel dalam tubuh kita berpotensi menjadi kanker. Apalagi kalau sudah ada benjolan yang agak aneh, harusnya langsung curiga sampai terbukti itu benar-benar kanker atau bukan," tutur Dr Agus.

Namun sayangnya, meski teknologi ini sudah ada di Indonesia, tapi alatnya hingga kini masih berada di Malaysia karena Biomarker C-12 Protein Chip ini merupakan hasil kerjasama laboratorium klinik Prodia dengan HSC Medical Centre Kulala Lumpur Malaysia.

"Kita hanya melakukan sampling darah disini. Untuk pemeriksaannya, kita kirim ke Malaysia. Tapi dengan begitu kan menguntungkan pasien juga, karena tidak usah repot-repot ke Malaysia. Hasilnya sudah bisa diketahui seminggu kemudian," ujar Ampi.

Jadi dengan alat ini, bisa diketahui bibit kanker apa saja yang bersarang dalam tubuh kita. Seperti paket komplit saja, mudah, murah dan cepat.
Sumber : DetikHealth.Com 
Lanjut membaca “12 Jenis Jenis Kanker Bisa dideteksi sekaligus”  »»

Prubahan Kromosom dapat Mengakibatkan Kanker

Perubahan kromosom yang disebut "aneuploidy" dapat mengakibatkan kanker, sehingga mempertegas apa yang telah lama diduga oleh para ilmuwan, demikian temuan beberapa penelitian.

Pada hakekatnya semua kanker pada manusia memiliki sejumlah kromosom yang tidak normal, dan para ilmuwan telah lama menduga bahwa mutasi gen yang mendorong pemisahan kromosom secara keliru selama pembagian sel adalah penyebab berkembangnya tumor, kata para peneliti di Mayo Clinic, dalam satu pernyataan, yang disiarkan pada Senin (7/12)

"Dengan menggunakan gabungan model baru tikus bagi kanker manusia, kami dapat membuktikan bahwa aneuploidy mengakibatkan kanker dan membeberkan mekanisme terjadinya proses tersebut," kata ahli biologi kanker di Mayo Clinic dan penulis senior studi itu, Jan van Deursen, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.

Dalam uji-coba pada tikus, para peneliti tersebut mendapati bahwa satu sel kurang mampu untuk menekan tumor kalau ada mitosis atau pembelahan kromosom, yang mengasilkan misalignment atau misintegrasi, ketika satu sel adalah kromosom yang hilang.

"Sel tersebut kehilangan kemampuan untuk menekan tumor, yang menjadi bagian dari sistem kekebalan," kata jurubicara Mayo Clinic, Bob Nellis.

"Itu seperti hilangnya perangkat lunak anti-virus di komputer anda," kata jurubicara Mayo Clinic, Bob Nellis.

"Sel tersebut lebih cenderung mengatakan, `Datang dan tangkap saya` kepada kanker," katanya.

Apakah penyimpangan kromosom mengakibatkan kanker tergantung atas sejarah genetika atau keluarga orang yang bersangkutan serta pada jenis kanker, kata Nellis.

Di antara kanker yang ditemukan di dalam studi itu yang dipicu oleh "aneuploidy" adalah kanker usus besar dan kanker jaringan sistem getah bening.

Temuan itu, yang disiarkan di dalam jurnal "Cancer Cell terbitan saat ini, mengakhiri perdebatan yang berlangsung lama di bidang penelitian kanker mengenai apakah "aneuploidy" adalah penyebab kanker, atau disebabkan oleh itu.

"Karena kini kami memahami mekanisme yang memungkinkan aneuploidy berakibat kanker, itu akan lebih mudah bagi peneliti lain untuk membangun pengetahuan ini, dan mengincar obat baru yang sesuai," kata van Deursen, dalam satu pernyataan.

Di dalam studi lain, yang disiarkan di dalam "Journal of Cell Biology", Senin, para peneliti di National Cancer Institute (NCI) "meneliti kemungkinan bahwa pengaturan gen penyakit tertentu mungkin dimanfaatkan sebagai strategi diagnosis baru untuk membedakan jaringan ganas dengan yang normal".

Para peneliti itu mendapati beberapa gen di dalam jaringan kanker payudara ganas yang memiliki posisi berbeda di dalam inti sel dibandingkan dengan yang terjadi pada jaringan payudara normal.

Mereka juga mendapati bahwa posisi gen tunggal, HES5, memungkinkan mereka mengidentifikasi jaringan kanker payudara ganas "dengan ketepatan hampir 100 persen".

Temuan dalam studi tersebut membuka kemungkinan mengenai penggunaan posisi satu gen di dalam inti sel sebagai alat diagnosis baru, kendati para penulisnya mengakui bahwa studi yang lebih luas harus dilakukan lebih dulu.

Studi mereka mempelajari serangkaian 20 gen di dalam sel pada 11 payudara manusia normal dan 14 spesimen jaringan kanker payudara ganas.

"Jika disahkan di dalam jumlah yang lebih besar, kami meramalkan bahwa pendekatan ini mungkin adalah petunjuk molekular pertama yang bermanfaat mengenai kanker setelah mamogram ketidak-normalan," kata Tom Misteli dari "Center for Cancer Research" di NCI. Ia juga adalah penulis senior dalam studi itu.

Penggunaan posisi satu gen di dalam inti sel untuk mendeteksi tumor dapat "mengurangi kekeliruan manusia dalam membuat diagnosis karena metode tersebut memberi banyak catatan dan tidak dilandasi atas kriteris subjektif atau keahlian patologi perorangan yang melakukan penilaian dengan menggunakan mikroskop," kata studi itu.

Alat diagnosis baru tersebut takkan dibatasi pada kanker payudara, tapi dapat diterapkan pada setiap kanker --kondisi saat gen yang menyimpang dapat diidentifikasi, kata Misteli.

Sumber: antara.co.id

Lanjut membaca “Prubahan Kromosom dapat Mengakibatkan Kanker”  »»